Menuntut Ilmu adalah Jihad di Jalan Allah

7 07 2007

Beberapa hari yang lalu aku ngeliat di tv sebuah liputan mengenai aksi unjuk rasa oleh kumpulan organisasi pemuda dan mahasiswa. Mereka menuntut kebijaksanan KPUD dalam penyelenggaran pilkada DKI Jakarta. Hmm….saat ini aku gak akan ngebahas masalah conten dari unjuk rasa tersebut. Tapi yang mau gw bahasa adalah masalah jihad…

Loh apa hubungannya Bang Sandy? Gini, dari apa yang ane ( balik lagi pake bahasa anak rohis niy) dapati dari ta’lim beberapa ustadz yang mereka semua merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para imam salafus saleh, bahwa demonstrasi atau unjuk rasa bukanlah suatu hal yang berasal dari islam. Upaya untuk merubah keadaan negara dan penguasa bukan begitu caranya….yah untuk saat ini ana lagi-lagi gak akan juga ngebahas masalah beda pendapat tentang demo (mungkin dilain kesempatan juga)….Jadi ada apa sih Bang? Makin gak jelas?

Seringkali ana nasihati dengan diskusi dan adu argumentasi dengan langkah para ikhwan teman-teman di LDK (Rohis gitu lah) tentang niat mereka saat ingin mengawali aksi. Berbagai nasihat ana utarakan bahwa Demo bukanlah cara yang ahsan dianjurkan dalam islam. Namun, sekali lagi mereka berkelit. Bahwa ini adalah suatu bagian dari Jihad, dan ini merupakan salah satu upaya amar makruf nahi munkar.

Hati kecilku berbicara dan mungkin terkadang pada beberapa waktu aku katakan juga ke mereka. Jihad itu sendiri kan bagian dari ibadah. Nah kita kan sepakat bahwa ibadah harus sesuai dengan petunjuk Nabi alias Sunnah. Nah gimana kita bisa tahu apakah demo itu bagian dari jihad yah tentunya dengan mengkorelasikan masalah itu dengan sumber ajaran islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah apakah ada.

Nah, saat ini ana tertarik dengan suatu kata yang agung yaitu “JIHAD”. Ana pernah dapat bahwa Jihad itu bisa dilakukan dengan suatu cara yang mudah tapi buteh kesabaran dan keuletan. Yah JIhad yang ini telah jelas direkomendasikan oleh Nabi. Ya itu adalah belajar atau menuntut ilmu agama islam… Ya berikut ana kutip pembahasan masalah ini dari sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Ustadz Yazid berjudul Panduan Menuntut Ilmu.

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”Barang siapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) dengan tujuan mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka ia laksana orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala. Dan barang siapa yang memasukinya dengan tujuan selain itu, maka ia laksana orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh ibnu Hibban)

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah mengatakan, “Jihad melawan hawa nafsu memiliki empat tingkatan:

Pertama: berjihad untuk mempelajari petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang benar (amal salih). Seseorang tidak akan mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengannya.

Kedua: berjihad untuk mengamalkan ilmu setelah mengetahuinya.

Ketiga: berjihad untuk mendakwahkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya.

Keempat: berjihad untuk sabar dalam berdakwah kepada Allah Ta’ala dan sabar terhadap gangguan manusia. Dia menanggung kesulitan-kesulitan dakwah itu semata-mata karena Allah.

Apabila keempat tingkatan ini telah terpenuhi pada dirinya, maka ia termasuk orang-orang yang Rabbani

(Zaadul Ma’aad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad (III/10)

Abu Darda radhiyallaahu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa berpendapat bahwa pergi mencari ilmu tidak termasuk jihad, sungguh, ia kurang akalnya.” (Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu)

Berjihad dengan hujjah (dalil) dan keterangan didahulukan atas jihad dengan pedang dan tombak. Allah berfirman kepada Rasul-Nya agar berjihad dengan Al-Quran melawan orang-orang kafir.

“Maka Janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad yang besar.” (QS: Al-Furqan: 52)

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik dengan cara menyampaikan hujjah (dalil dan keterangan).

Imam Ibnul Qayim berkata, “Jihad dengan hujjah (dalil) dan keterangan didahulukan atas jihad dengan pedang dan tombak.” ( Syarah Qashidah Nuuniyyah)

Nah gitulah teman-teman dari pada berjuang untuk sesuatu yang tidak jelas, mendingan kita isi waktu kita dengan mengkaji ilmu islam ini. Setelah itu amalkan buat diri kita pribadi dan dakwahkanlah. Berdakwah mulai dari keluarga, kerabat dekat, dan merambat ke lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Menurutku, inilah cara yang konkrit bagi kita pemuda untuk merubah keadaan umat wa bil khusus di indonesia ini menjadi lebih baik. Janganlah terlalu berharap hal ini dan itu kepada pemimpin kita. karena pemimpin itu adalah cerminan dari rakyat. Dan suatu realita kondisi umat islam di Indonesia jauh dari ilmu islam, banyak dari mereka yang berkubang dalam kesyirikan, khurafat dan hal-hal buruk lainnya.

Okeh, aku tau kalian pemuda harus bersikap kritis dan menganggap kalo kagak digebrak tuh penguasa makin enak aje. Yah aku tau kalo berpikiran secara logika spt itu….tapi ingat teman Allah lebih tahu hal yang baik bagimu. Ikutilah syariat Allah ini sebagaimana mestinya.

Sekian dan Terima kasih.


Actions

Information

One response

10 09 2011
taufik akbar

penyemangat buat menuntut ilmu ni

Leave a comment